125x125

Senin, 31 Januari 2011

Mentawai,Surga Di Barat Sumatera.

Salah satu Pantai Di Pulau Mentawai

Mentawai adalah sebuah gugusan pulau-pulau kecil yang terletak di barat Pulau Sumatera,Indonesia.
Mentawai merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Barat.Penduduk Asli mentawai adalah Orang Mentawai.Bahasa yang digunakan oleh orang mentawai adalah bahasa mentawai
Pulau-Pulau besar yang banyak didiami penduduk di Mentawai adalah Pulau Sipora,Pagai Utara,Pagai selatan dan Siberut.
Ibukota Kabupaten Mentawai adalah Tua Pejat.
Luas kabupaten mentawai adalah 6011,35 Kilometer persegi.
Dengan jumlah penduduk 38.300 orang (tahun 2000).
rumah adat orang mentawai adalah uma
dengan kepala suku nya bergelar Sakerei.

Sejarah mentawai.
mengikuti teori pleistocene glaciation, Kepulauan Mentawai terpisah dari pulau Sumatera dikarenakan oleh kenaikan permukaan air laut.Orang mentawai diperkirakan telah ada disuatu pulau 200 dan 500 SM.Bermigrasi dari utara melalui Pulau Siberut kemudian bergerak keselatan menuju Sipora dan Pulau pagai.Austronesia bahasa,adat dan kebiasaan hidup sangat berbeda dengan Sumatera Barat sebagai propinsi induknya.
Pada awal abad ke 17 orang portugis membuat peta mentawai dengan nama 'Mintaon'peta tersebut dibuat tahun1606.
Pada Agustus tahun1792 seorang karyawan British East India Company,John Crisp mengunjungi Pagai (Poggy) untuk mempelajari orang mentawai.Tulisannya mengenai mentawai dimuat pada tahun 1799.John crisp adalah orang pertama yang mengenalkan mentawai pada sastra barat.
Pada tanggal 10 Juli 1864 menjadi bagian dari Hindia Belanda.

Orang Mentawai

Pariwisata.
Mentawai memiliki banyak pulau-pulau indah dengan ombaknya yang besar,yang sangat bagus untuk olahraga berselancar.
Pariwisata Mentawai mulai dikenal orang adalah pada pertengahan tahun 1990,yaitu secara tidak sengaja seorang perselancar dari Australia menemukan ombak yang bagus untuk berselancar.Sejak saat itulah Mentawai ramai dikunjungi oleh turis untuk berselancar.Kabarnya ombak di mentawai merupakan ombak terbagus ketiga didunia untuk berselancar.

Sekarang orang menjadikan mentawai sebagai daerah tujuan wisata,terutama untuk berselancar,juga untuk mengetahui lebih dalam kehidupan suku mentawai,melihat keindahan alam mentawai menyelidiki kehidupan hewan di mentawai dan lain-lain.

Di Mentawai sekarang telah banyak berdiri resort-resort yang dikelolah oleh orang asing,diantaranya adalah Kandui resort.
Disamping itu ekonomi masyarakat di mentawai juga tumbuh dengan menyediakan Home stay pada tempat-tempat wisata.

Mentawai...........menuju Bali ke 2

Tato Sebagai KTP Masyarakat Mentawai

TATO
budaya tato di Mentawai/ant.file

Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan terus dilestarikan. Tetapi, sayangnya, sebagai anak bangsa masih banyak yang tidak mengetahui ragam budaya daerah lain di Indonesia, salah satunya budaya tato di Mentawai, Sumatra Barat.
Bagi penyuka traveling ke berbagai daerah di Indonesia, khususnya yang rasa ingintahunya cukup tinggi terhadap beragam budaya, tidak ada salahnya mampir ke Mentawai untuk melihat dari dekat budaya tato yang sudah menjadi kebudayaan masyarakat setempat, selain menikmati sajian pesona alam dan lautnya. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang.
Di Indonesia, jenis tato tertua adalah tato yang dimiliki oleh suku Mentawai, tato tersebut bersifat dan biasanya hanya berbentuk huruf. Bagi kalangan pelaku kriminal, tato adalah penanda. Seperti sebagian orang yang lain, mereka memanfaatkan tato untuk menunjukkan identitas kelompok. Tapi, ada juga tato yang memiliki sejarah sebagai alat ritual.
Menurut catatan sejarah, orang Mentawai sudah menato badan sejak kedatangan mereka ke pantai barat Sumatera. Bangsa Proto Melayu ini datang dari daratan Asia (Indocina), pada Zaman Logam, 1500 SM-500 SM.
Di Mentawai, tato dikenal dengan istilah titi. Dalam penelitian Ady Rosa, selain Mentawai dan Mesir, tato juga terdapat di Siberia (300 SM), Inggris (54 SM), Indian Haida di Amerika,  suku-suku di Eskimo, Hawaii, dan Kepulauan Marquesas. Budaya rajah ini juga ditemukan pada suku Rapa Nui di Kepulauan Easter, suku Maori di Selandia Baru, suku Dayak di Kalimantan, dan suku Sumba di Sumatera Barat.
Bagi orang Mentawai, tato merupakan roh kehidupan. Tato memiliki empat kedudukan pada masyarakat ini, salah satunya adalah untuk menunjukkan jati diri dan perbedaan status sosial atau profesi. Tato dukun sikerei, misalnya, berbeda dengan tato ahli berburu. Ahli berburu dikenal lewat gambar binatang tangkapannya, seperti babi, rusa, kera, burung, atau buaya. Sikerei diketahui dari tato bintang sibalu-balu di badannya.
Tato juga memiliki fungsi sebagai simbol keseimbangan alam. Dalam masyarakat itu, benda-benda seperti batu, hewan, dan tumbuhan harus diabadikan di atas tubuh Fungsi tato yang lain adalah keindahan. Maka masyarakat Mentawai juga bebas menato tubuh sesuai dengan kreativitasnya.
Kedudukan tato diatur oleh kepercayaan suku Mentawai, Arat Sabulungan. Istilah ini berasal dari kata sa (se) atau sekumpulan, serta bulung atau daun. Sekumpulan daun itu dirangkai dalam lingkaran yang terbuat dari pucuk enau atau rumbia, yang diyakini memiliki tenaga gaib kere atau ketse.
Inilah yang kemudian dipakai sebagai media pemujaan Tai Kabagat Koat (Dewa Laut), Tai Ka-leleu (roh hutan dan gunung), dan Tai Ka Manua (roh awang-awang). Arat Sabulungan dipakai dalam setiap upacara kelahiran, perkawinan, pengobatan, pindah rumah, dan penatoan. Ketika anak lelaki memasuki akil balig, usia 11-12 tahun, orangtua memanggil sikerei dan rimata
(kepala suku).
Mereka akan berunding menentukan hari dan bulan pelaksanaan penatoan. Setelah itu, dipilihlah sipatiti seniman tato. Sipatiti ini bukanlah jabatan berdasarkan pengangkatan  masyarakat, seperti dukun atau kepala suku, melainkan profesi laki-laki. Keahliannya harus dibayar dengan seekor babi. Sebelum penatoan akan dilakukan punen enegat, alias upacara inisiasi yang dipimpin sikerei, di puturukat (galeri milik sipatiti).
Tubuh bocah yang akan ditato itu lalu mulai digambar dengan lidi. Sketsa di atas tubuh itu kemudian ditusuk dengan jarum bertangkai kayu yang dipukul pelan-pelan dengan kayu pemukul untuk memasukkan zat pewarna ke dalam lapisan kulit. Pewarna yang dipakai adalah campuran daun pisang dan arang tempurung kelapa.
Janji Gagak Borneo merupakan tahap penatoan awal, dilakukan di bagian pangkal lengan. Ketika usianya menginjak dewasa, tatonya dilanjutkan dengan pola durukat di dada, titi takep di tangan, titi rere pada paha dan kaki, titi puso di atas perut, kemudian titi teytey pada pinggang dan punggung.
Ditemukan juga bahwa tato pada masyarakat Mentawai berhubungan erat dengan budaya dongson di Vietnam. Diduga, dari sinilah orang Mentawai berasal. Dari negeri moyang itu, mereka berlayar ke Samudra Pasifik dan Selandia Baru. Akibatnya, motif serupa ditemui juga pada beberapa suku di Hawaii, Kepulauan Marquesas, suku Rapa Nui di Kepulauan Easter, serta suku Maori di Selandia Baru.
Di Indonesia, tato orang mentawai lebih demokratis dibandingkan pada masyarakat dayak yang lebih cenderung menunjukkan status kekayaan seseorang makin bertato, makin kaya. Dalam  keyakinan masyarakat Dayak, contohnya bagi Dayak Iban dan Dayak Kayan, tato adalah wujud penghormatan kepada leluhur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar